Selasa, 06 September 2011

Minal Aidin Walfaidzin ^^


Assalamualaikum readers..
Minal aidin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin..
Selamat hari raya idul fitri yaah ^^
Sorry sorry telat.. Ini lebaran ketujuh kan yah? Lho emangnya masih lebaran? Masih doooonggg.. Selama kue di rumah belum abis, selama itulah lebaran *menurutku* wkwk definisi yang sangat kekanak-kanakan. ckck

Sedikit bercerita tentang makna Idul Fitri, bagi muslim yang diterima puasanya karena mampu menundukkan hawa nafsu duniawi selama bulan Ramadhan dan mengoptimalkan ibadah dengan penuh keikhlasan, maka Idul Fitri adalah hari kemenangan sejati, dimana hari ini Allah Swt akan memberikan penghargaan teramat istimewa yang selalu dinanti-nanti oleh siapapun, termasuk para nabi dan orang-orang shaleh, yaitu ridha dan magfirahNya, sebagai ganjaran atas amal baik yang telah dilakukannya. Allah Swt juga pernah berjanji, tak satupun kaum muslimin yang berdoa pada hari raya Idul Fitri, kecuali akan dikabulkan.
 
Pertanyaannya, kira-kira puasa kita diterima apa tidak? Atau yang kita lakukan ini hanya sebatas menahan lapar dan haus? Allahu ‘alam, kita tak tau.

Tapi menurut para ulama, ada beberapa indikasi, seseorang dianggap berhasil dalam menjalankan ibadah puasa: ketika kualitas kesalehan individu dan sosialnya meningkat. Ketika jiwanya makin dipenuhi hawa keimanan. Ketika hatinya sanggup berempati dan peka atas penderitaan dan musibah saudaranya di ujung sana. Artinya penghayatan mendalam atas Ramadhan akan membawa efek fantastik, individu, maupun sosial. Penghayatan dan pengamalan yang baik terhadap bulan ini akan mendorong kita untuk kembali kepada fitrah sejati sebagai makhluk sosial, yang selain punya hak, juga punya kewajiban, individu dan sosial. Sudahkah kita merasakannya?

Itulah rahasia kenapa selamat hari raya Idul Fitri seringkali diakhiri dengan ucapan Minal ‘Âidîn wal Faidzîn (Semoga kita termasuk orang-orang yang kembali pada fitrah sejati manusia dan mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat). Selain sebagai doa dan harapan, ucapan ini juga bak pengingat, bahwa puncak prestasi tertinggi bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa paripurna, lahir dan bathin, adalah kembali kepada fitrahnya (suci tanpa dosa).


Ketika merayakan Idul Fitri setidaknya ada tiga sikap yang harus kita punyai, yaitu:
  1. Rasa penuh harap kepada Allah SWT. Harap akan diampuni dosa-dosa yang berlalu. Janji Allah SWT akan ampunan itu sebagai buah dari “kerja keras” sebulan lamanya menahan hawa nafsu dengan berpuasa.
  2. Melakukan evaluasi diri pada ibadah puasa yang telah dikerjakan. Apakah puasa yang kita lakukan telah sarat dengan makna, atau hanya puasa menahan lapar dan dahaga saja. Di siang bulan Ramadhan kita berpuasa, tetapi hati kita, lidah kita tidak bisa ditahan dari perbuatan atau perkataan yang menyakiti orang lain. Kita harus terhindar dari sabda Nabi SAW yang mengatakan “Banyak sekali orang yang berpuasa, yang hanya puasanya sekedar menahan lapar dan dahaga“.
  3. Mempertahankan nilai kesucian yang baru saja diraih. Tidak kehilangan semangat dalam ibadah karena lewatnya bulan Ramadhan, karena predikat taqwa sepantasnya berkelanjutan hingga akhir hayat.


    2 komentar:

    1. Selamat lebaran jg. maaf lahir batin ya. di indonesia lebarannya sebulan full, kemarin br aja lebaran ketupat dan msh ada lebaran lainnya lg. semoga kita termasuk org2 yg mendpt predikat taqwa.

      BalasHapus

    Jangan lupa komentarnya ya readers, sebagai manusia, penulis juga butuh kritik dan saran positif :D