- Mark Philip -
Manusia memang bukanlah makhluk
sempurna. Di balik hal-hal luar biasa yang bisa dilakukannya, tentu
terdapat kesalahan atau ketidaksempurnaan yang dimilikinya. Hal ini
adalah sesuatu yang wajar. Ketidaksempurnaan itu terkadang begitu kecil
dan remeh. Manusia bisa membuat ketidaksempurnaan itu menjadi sesuatu
yang tidak berarti, sesuatu yang menguntungkan, atau justru merugikan.
Bagaimana
cara seseorang menyikapi kekurangannya dan apa yang akan terjadi
setelahnya adalah sebuah misteri. Ada orang yang menyerah dengan
kelemahannya kemudian hidup dalam keterbatasan. Ada orang yang berjuang
hingga berhasil melewati permasalahannya. Ada orang yang berhasil,
kemudian karena suatu hal maka menjadi jatuh. Ada orang yang berulang
kali berusaha dan baru mendapatkan keberhasilan pada usaha terakhir. Dan
masih ada banyak kisah seperti itu. Bagaimana cara seseorang untuk
bertahan dan bangkit dari kelemahan yang dimilikinya sering
menginspirasi orang lain untuk menjalani hidup lebih baik :)
Selain kelemahan, bentuk lain dari
ketidaksempurnaan adalah kesalahan. Manusia sering berbuat kesalahan
yang mungkin bukan disebabkan oleh kelemahan yang dimilikinya. Kesalahan
yang dilakukan ini sering membawa manusia ke dalam situasi yang tidak
menyenangkan, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Bagaimana cara
seseorang untuk menyikapi kesalahan yang telah dilakukannya dan
memperbaiki keadaan adalah sesuatu yang juga kadang diperhatikan oleh
banyak orang.
Sebuah peribahasa “Akibat nila setitik,
rusak susu sebelanga” menggambarkan kesalahan kecil yang berakibat besar
pada lingkungan sekitarnya. Hanya karena sebuah noda, susu dalam
belanga jadi tak layak untuk dikonsumsi. Rusak total. Kesalahan kecil
menjadi sebuah permasalahan besar.
Menyesal? Lalu apa yang harus dilakukan selanjutnya?
Sebuah penyesalan tanpa ada usaha untuk
memperbaiki keadaan adalah sesuatu yang percuma. Namun, ada kalanya
keadaan memaksa sehingga kita tidak bisa melakukan apa-apa untuk
memperbaikinya. Jika hal itu terjadi, maka pelajarilah pengalaman dan
kesalahan itu agar tak terjadi kesalahan yang sama di kemudian hari.
Kesalahan sekecil apapun, meskipun tidak
menyebabkan apa-apa, tetaplah diperhatikan dan bertekadlah untuk
memperbaikinya. Kita tersandung bukan karena batu yang besar, melainkan batu yang kecil.
Catatan Kepala: ”Tidak semua kesalahan perlu kita sesali. Ada kesalahan yang bahkan patut kita syukuri.”
Penyesalan memang selalu datang diakhir,
karena jika datang diawal maka manusia tak akan pernah bisa berkembang
dan bangkit. Kesalahan menjadi guru alami bagi manusia.
Terkadang beberapa hal menjadi salah agar kita menjadi lebih baik. Dan terkadang beberapa hal menjadi buruk agar kita menjadi lebih kuat :')
Terkadang beberapa hal menjadi salah agar kita menjadi lebih baik. Dan terkadang beberapa hal menjadi buruk agar kita menjadi lebih kuat :')
Readers,
Kita bisa saja membiarkan kesalahan-kesalahan kecil yang kita buat. Kita tahu itu kecil, biasa, dan remeh. Namun, ketahuilah bahwa kesalahan-kesalahan kecil itu akan terus bermunculan sebelum kita sanggup mengatasinya. Sebelum kesalahan itu berbenturan dengan kesalahan lainnya, alangkah baiknya jika kita bisa menyelesaikannya lebih awal. Kesalahan itu akan tetap sebagai kesalahan jika kita membiarkannya, tapi akan berubah menjadi sebuah kesempatan jika kita menanggapinya dengan benar.
Kita bisa saja membiarkan kesalahan-kesalahan kecil yang kita buat. Kita tahu itu kecil, biasa, dan remeh. Namun, ketahuilah bahwa kesalahan-kesalahan kecil itu akan terus bermunculan sebelum kita sanggup mengatasinya. Sebelum kesalahan itu berbenturan dengan kesalahan lainnya, alangkah baiknya jika kita bisa menyelesaikannya lebih awal. Kesalahan itu akan tetap sebagai kesalahan jika kita membiarkannya, tapi akan berubah menjadi sebuah kesempatan jika kita menanggapinya dengan benar.
Sudahkan kita belajar dari kesalahan?
Hore! Hari baru, teman-teman!
Intan Fandini
Intan Fandini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa komentarnya ya readers, sebagai manusia, penulis juga butuh kritik dan saran positif :D