Sabtu, 13 Agustus 2011

Jauhi AIDS, Tapi Jangan Penderitanya :(

Pada masa sekarang ini Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan satu diantara penyakit kronis yang paling mengancam kelangsungan hidup manusia. AIDS adalah kumpulan penyakit yang diakibatkan oleh HIV. Bila mendengar ada orang yang terinfeksi virus HIV/Aids, dalam pikiran masyarakat awam selalu terlintas bahwa hal itu karena seks bebas. Konotasinya selalu negatif. Padahal persepsi semacam itu adalah keliru. Stigma yang menyebutkan HIV/AIDS sebagai akibat penyimpangan perilaku seks dari nilai, norma, dan agama, penyakit pergaulan bebas, atau penyakit kaum perempuan nakal. Yang lebih menyeramkan masih adanya stigma HIV/AIDS merupakan kutukan Tuhan karena perbuatannya yang menyimpang itu.
 
Coba deh temen2 fikirin lagi, banyak kasus ditemukan penderita HIV/AIDS dari keluarga baik-baik. Bukan karena berhubungan seks dengan banyak pasangan. Bukan juga karena akrab dengan jarum suntik narkoba. Mereka tertular bisa karena transfusi darah. Atau melakukan hubungan seks dengan pasangan yang ternyata tak setia, yang suka jajan diluar. Bisa juga karena korban perkosaan yang ternyata pelakunya mengidap HIV/AIDS. Bayi yang tak berdosa pun bisa tertular virus ini.
 
Meski kenyataannya seperti itu, aku sedih lho readers, stigma negatif tetap saja ada buat mereka. Tak peduli alasannya. Mereka dikucilkan dan kerap tidak mendapat pelayanan kesehatan yang maksimal. Padahal, sikap semacam ini justru menjadi penghalang utama bagi upaya pencegahan penularan HIV Aids yang lebih banyak.


Adanya stigma ini membuat penderita atau keluarga menjadi takut, memeriksa diri ke rumah sakit atau pusat-pusat pelayanan kesehatan. Imbasnya, mereka yang berpotensi tertular virus ini pun menjadi enggan memeriksakan diri. Secara psikologis stigma dan diskriminasi sangat berpengaruh pada penderita. Terutama dalam hal bagaimana mereka melihat dan menilai dirinya sendiri.

Jika penderita sudah merasa begitu buruk akan berdampak pada perkembangan jiwanya. Mereka lalu menjadi depresi, kurang percaya diri, dan putus asa. Kalau sudah begini, upaya mengantisipasi perkembangan HIV/AIDS mengalami kendala yang cukup berat dan tentunya menghambat upaya-upaya pencegahan dan perawatan. Sebagaimana nantinya kondisi suatu bangsa jika penghuni-penghuninya dalam keadaan sekarat.

Maka tak salah jika stigma itu sangat berbahaya. Mengapa? karena bisa menimbulkan rasa malu, rasa bersalah, dan pengucilan terhadap penderita. Adanya stigma-stigma itu memunculkan sikap-sikap diskriminasi. Akibatnya ODHA menjadi tidak terpenuhi hak-haknya. Banyak yang tak mau bergaul dengan mereka. Enggan berdekatan. Tak mau berjabat tangan. Ogah memeluk mereka. Semua dengan alasan takut tertular. Tindakan ini jelas merupakan bentuk nyata pelanggaran hak asasi manusia yang harus dihapuskan dan dihempaskan dari muka bumi ini :(

Memang stigma erat kaitannya dengan pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS. Banyak yang tak mengetahui soal virus dan kumpulan virus yang membuat daya tahan tubuh seseorang menurun drastis. Mereka tak mengetahui sebab dan penularan segala bentuk stigma dan diskriminasi, penularan Hiv Aids hanya bisa terjadi melalui 4 cara: Cairan kelamin dari orang yang terinfeksi, darah, jarum suntik, dan air susu ibu. Jadi, jika kalian menganggap sebuah pelukan, sebuah ciuman atau sentuhan bisa menularkan Hiv Aids, itu SALAH BESAR! Penyebaran dan sosialisasi mengenai HIV/AIDS harus gencar dilakukan.

Kemarin, aku sempat mengikuti kegiatan Malam Renungan HIV Aids, disana kita merenung dan mensosialisasikan lagi bahwa penderita Hiv Aids jangan dikucilkan dan dijauhi, mereka butuh uluran tangan kita, mereka butuh motivasi dari kita, sayangilah mereka.
Aku sempat meneteskan air mata saat mendengar surat2 dari para ODHA (Orang Dengan Hiv Aids) dibacakan, mereka semua memiliki cerita sedih tentang penyakitnya, mereka tak berdosa, namun mereka mendapat perlakuan yang tidak layak dalam kehidupan, mereka dijauhi teman2nya, diputuskan pacarnya, dikucilkan keluarganya, bahkan yang lebih parah lagi, paramedis yang terkadang merasa jijik terhadapnya. Ya Allah... Kasihan mereka :'(

1 orang 1 lilin, ini menunjukkan betapa pedulinya kita :')
Bersama Ka Tasya (duta mahasiswa riau tahun lalu)
Aku lagi ngidupin lilinnya
Lilin merah membentuk lambang HIV

Sekali lagi aku tekankan readers, jauhi Hiv Aids, jauhi virusnya, tapi jangan jauhi penderitanya, jangan jauhi ODHA. Mereka membutuhkan kita. Mereka orang yang hebat. Sambutlah mereka dengan pelukan hangat kedalam hidup kita, dengan begitu ODHA tak lagi merasa tersisihkan dan tercampakkan :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa komentarnya ya readers, sebagai manusia, penulis juga butuh kritik dan saran positif :D